Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ON MA (Jawaban Kegalauan Masyarakat)

mdaudbatubara.id - Menunggu tanggal pencabutan Nomor Pasangan Calon pada Pilkada Serentak Tahun2024 yang tinggal beberapa hari lagi, simbol-simbol politik-pun mulai giat dilancarkan oleh Tim masing-masing. Semua upaya dilakukan dalam memperkuat posisi pasangan calon. Mulai dari narasi yang dilancarkan baik dalam tulisan, gambar-gambar terutama menggunakan lambang-lambang. 

Di Era Mileneal ini, kecerdasan yang naik drastis dan bergerak dengan unik. Sebut saja perubahan dari narasi panjang telah bergerak dengan keunikannya menjadi petunjuk singkat dengan penggunaan lambang-lambang lebih dominan karena simpel, mudah diingat, dan memberti petunjuk dengan cepat. Maka orang sekarang menulis 7K, yang langsung dipahami bahwa harganya 7 ribu per unit/gelas/liter/kilo dll yang menunjukkan satuan dari tiap harga. 

Demikian pula dengan lambang huruf dengan kata ON MA adalah satu kosa kata Bahasa Mandailing yang mengandung arti ‘INI’, dengan sebuah imbuhan di akhir kata yakni imbuhan MA. Imbuhan MA, berfungsi menguatkan makna dari kata ‘ON’ sehingga dapat di pahamkan bahwa kata-kata ’ON MA’ dalam bahasa Indonesia memiliki arti INI-LAH. 

Dari sisi makna, kata ON MA cenderung berfungsi untuk menjawab dengan pasti dan yakin sepenuhnya atas pertanyaan tentang sesuatu. Boleh saja pertanyaan tersebut berupa benda, ide ataupun konsep. Beberapa contoh pertanyaan dengan jawaban sebagai berikut: 

Dia ma alakna ?, (manalah orangnya) -- dengan pasti jawabnya, On ma alakna (inilah orangnya); Ise do pilianta (Siapanya pilihan kita) -- dengan pasti jawabnya On ma hita pili (inilah kita pilih); Aha ma program na (apalah programna) – dengan pasti jawabannya On ma program na (inilah programnya) Beranjak dari narasi di atas, ON MA dikedepankan oleh Tim sebagai pernyataan jawaban terhadap pertanyaan masyarakat yang akan memilih. Jawaban tersebut merupakan sebuah kepastian yang langsung dapat ditunjukkan sebagai jawaban memecahkan maslaha yang ada. 

Sisi makna politis dari kata ON MA dalam parhelatan Pilkada Madina adalah pemberian kepastian terhadap kegalauan yang dirasakan oleh masyarakat secara politis, karena tumbuh kembangnya pembangunan di Madina yang berjalan belum sesuai harapan, bahkan dibandingkan dengan kabupaten tetangga sebelah-pun terlihat kemajuannya belum bisa seimbang apalagi terdepan. 

Dengan demikian, ON MA merupakan simbol-simbol penghunjukan keyakinan bagi sebuah tim yang akan dinakhodai dua sosok insan yakni Harun-Ihkwan sebagai pemimpin Madina ke depan yang diyakini mampu menjawab berbagai masalah dan tantangan di Madina dengan dasar agama untuk iman yang kuat, bekerja dengan cerdas untuk mensejahteran rakyat. 

Sering dibincangkan bahwa Madina sebagai negeri yang potensi alamnya sangat beragam dan berkualitas, ternyata oleh rakyatnya bila ditanya secara umum, masih lebih cenderung menjawab yang menggambarkan ketidakpuasan berpemerintahan. Hal ini boleh disebut lumrah, karena sampai saat ini kesulitan mencari nafkah masih merupakan bagian dari isu yang sangat urgen mendapat perhatian utama. Hal penting menjadi perhatian pemerintah pemerintah sebagai daerah otonom adalah kesejahteraan yang fokus utamanya tingkat pendidikan dan derajat kesehatan. Maka disebutlah satu daerah dalam kondisi Madani apabila menunjukkan indikator yang baik terhadap kesejahteraan, pendidikan yang baik dan derajat kesehatan yang tinggi. Ketiga unsur ini, akan dijadikan kekuatan untuk membuat masyarakat merasa nyaman dalam hubungan mereka dan kenyamanan dari gangguan luar. Ketika kesejahteraan belum dapat diwujudkan, akan tetapi kenyamanan harus menjadi target dari kewajiban yang harus tetap dirawat dan dipelihara. 

Penggunaan kata ON MA, ini juga sengaja diambil dari kosa kata Bahasa Mandailing, sehingga secara antropogis (sisi budaya) menguatkan perhatian masyarakat dengan kecintaannya terhadap Ke-Mandailing-annya.  Ke-Mandailing-an itu sendiri merupakan kenikmatan tiap diri orang Mandailing terhadap keberadaan Mandailing dari semua sisi dalam peradabannya. 

Dengan demikian ON MA merupakan konsep asli berbahasa Mandailing yang ringan dan mudah diingat sebagai lambang sebuah tim yang dinakhodai  Harun-Ichwan, sebagai sosok yang dipercaya sebagai pemimpin Madina ke depan yang diyakini mampu menjawab berbagai masalah dan tantangan di Madina  berdasar agama sebagai pembentuk karakter dengan iman yang kuat, bekerja dengan cerdas untuk mensejahteran rakyat. 

Menjawab kegalauan, Tim ON MA sejak awal telah bertekad membangun peradaban Ke-Mandailing-an yang didasarkan pada falsafah kehidupan orang Mandailing yang menyebut OMBAR DO ADAT DOHOT IBADAT yang mengandung makna bahwa Kemandailingan itu sebagai kehidupan yang seimbang dan terpadunya tata kehidupan adat dan ketaatan beribadahnya. 

Dengan agama sebagai patokan kebenaran hakiki, yang dijunjung adat, maka kesepakatan utama Tim ON MA, pada Pesta Demokrasi kali ini adalah memulai kesantunan dalam aktifitas praktik politiknya dengan mengagungkan kenyamanan rakyat. ‘Berpolitik santun’ sebagai salah satu wujudnya yang merupakan target edukasi politik sebagai rancangan etika politik Madina ke depan juga merupakan target Tim ON MA, sehingga masyarakat terdidik, terlatih dan terbiasa untuk bepraktik politik santun di masa yang akan datang, yang kembali menghargai bisuk dalam tata laku adat, cerdas dalam cara berpikir, tagwa dalam beribadah. Ketiga elemen tersebut tetap berada pada Koridor Dalihan Natolu, sebagai wujud dari Holong Dohot Domu, yang merupakan induk dari sumber falsafah hangoluan ni jolma (tata laku hidup insan) di Bumi Gordang Sambilan. Holong dohot Domu ini lah kedepan yang harus menyatupadukan semua etnis dengan keragaman dan kekhasannya.

Akhirnya, penting disampaikan bahwa ON MA, merupakan jawaban atas kegalauan masyarakat Mandailing terhadap semangat Kemandailingan di Bumi Gordang Sambilan dengan pendekatan Praktik Politik Santun. ON MA merupakan reaksi terhadap gagasan pemekaran Mandailing Natal yang lamban dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang dibandingkan dengan dengan sudara kembarnya yakni Kabupaten Tobasa. Bahkan kabupaten tersebut telah beranak cucu menjadi Kabupaten Toba dan Samosir, sementara Madina masih terus berada pada dinamika retorika kehidupan yang lamban. 

Sah, bahwa kelambanan telah terjadi dilihat dari keterlambatan dari keberadaan kemajuan saudara kembarnya. Pantas masyarakat menilai saat ini belum memberi kepuasan terhadap masyarakat. ON MA, akan menjadi jawaban bahwa keihklasan kesejahteraan rakyat lebih utama dari kepentingan luasnya wilayah kekuasaan, sehingga akan menunjukkan gagasan yang nyata dalam persiapan pembagian kesejahteraan dengan pemerintahan dan wilayah baru di Mandailing dan Natal. Sehingga penting kerberadaan ON MA menyadarkan rakyat Mandailing Natal, yang akan mempersiapkan keberadaan Madina yang lebih Tagwa dalam Agama, Cerdas dalam Bekerja untuk menjeput dengan cepat Kesejahterannya di dua wilayah di masa depan.


Posting Komentar untuk "ON MA (Jawaban Kegalauan Masyarakat)"